Entri Populer

Kamis, 21 Oktober 2010

Peran dan Eksistensi Kaum Perempuan Palestina dalam Perjuangan Menghadapi Penjajahan Zionis Israel

Siapa kalangan didunia ini yang tidak tahu akan konflik antara Palestina dan Israel ? Konflik yang telah memakan ribuan bahkan jutaan korban ini seakan tidak kunjung selesai. Sudah banyak cara dilakukan untuk mewujudkan perdamaian di negara Timur Tengah itu, namun semua cara itu seakan hilang bagai ditiup angin begitu saja. Sehingga yang ada hanyalah pembantaian dan diskriminasi yang terus berlanjut terhadap bangsa Palestina.
Palestina dan Israel adalah dua bangsa yang memiliki sejarah besar. Bangsa mereka sering disebutkan dalam kitab suci agama samawi seperti Al-Quran dan Alkitab. Tak heran, Sejarah panjang yang dimiliki kedua bangsa tersebut membuat permasalahan yang mengakar diantara mereka tampak begitu rumit. Berbagai konflik bercampur disana, mulai dari konflik yang membawa nama ras Arab melawan ras Yahudi, konflik yang mengatasnamakan agama (Islam melawan Yahudi) sampai ada pula yang mencoba menetralisir konflik ini agar tidak terbawa-bawa ke ranah Agama dan Ras.
Namun usaha untuk menetralisir itu tampak sia-sia, sebab justru unsur agama merupakan unsur yang paling kuat dalam konflik antara Palestina dan Israel. Agama (dalam hal ini agama Islam) telah menghadirkan kenyamanan bagi para pejuang Palestina untuk tidak menyerah meraih kemerdekaan Palestina.
Banyak nama-nama yang kita kenal sebagai orang yang ada di barisan pertama dalam perjuangan meraih kemerdekaan dari Zionis Israel. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah sosok Syekh Ahmad Yasin.
Selama ini sosok pejuang terlalu fokus kepada sosok Laki-laki. padahal, banyak kaum perempuan Palestina yang turut berjuang. Itulah yang menjadi fokus utama tulisan ini, yakni mengungkap bagaimana kaum perempuan berjuang melawan penjajah Zionis Israel ?
Peranan kaum Perempuan Palestina dalam perjuangan meraih kemerdekaan bangsanya sesungguhnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Keikutsertaan mereka dalam perjuangan bangsa Palestina membawa semangat dan pesona tersendiri dalam perjuangan melawan penjajah Zionis Israel. Perjuangan wanita pada rentang waktu ketika gerakan Intifadhoh terakhir meletus pada tanggal 29 September 2000 adalah dengan memberikan bantuan kepada calon pelaku bom Syahid. Spesifikasi bantuan yang diberikan yakni membantu membawa bahan peledak ke pusat kota Israel atau dengan menunjukkan tempat strategis untuk melakukan aksi bom Syahid. Peranan kaum perempuan Palestina itu terbilang efektif, sebab tentara Israel lebih cenderung memeriksa ketat kaum Laki-laki Palestina. Sementara kaum perempuan cenderung tidak terlalu diperhatikan oleh tentara Israel. Bahkan sering tentara Israel sama sekali tidak memeriksa identitas dari perempuan-perempuan Palestina. Walau begitu, kaum perempuan Palestina pada akhirnya tetap ditangkap oleh tentara Israel, seperti yang dialami Ahlam Al Tamimy, Athof Aliyan dan Aminah Muna.
Sifat dan metode perjuangan kaum perempuan Palestina dalam perjuangan bangsa Palestina selanjutnya lebih berkembang kearah yang lebih ekstrem. Yakni dengan menjadi pelaku langsung bom Syahidah. Wafa Idris adalah sosok perempuan Palestina yang memelopori hadirnya bom-bom oleh kaum perempuan Palestina. Aksinya dibuktikan dengan meledaknya 5 bom Syahidah pada 28 januari 2002.
Perjuangan melawan penjajah Zionis Israel juga dilakukan kaum perempuan dengan memberikan motivasi-motivasi perjuangan kepada suami, anak dan saudara mereka, walaupun. ketika revolusi Palestina (Intifadhoh I dan II) meletus, perjuangan kaum perempuan Palestina tidak hanya sebatas pemberi motivasi saja, tetapi turut langsung ke medan perang. Hal itu semakin menandakan bahwa perjuangan kaum perempuan Palestina tidak hanya sebatas perjuangan sebagai ibu yang mendidik anak-anaknya saja, tetapi juga sebagai pejuang bangsa yang tulus menginginkan kemerdekaan bangsanya. Selama peperangan berlangsung, kaum perempuan Palestina mengalami peningkatan dalam daya pemikiran mereka, sehingga mereka semakin sadar akan politik dan tahu apa yang harus dilakukan.
Selain dengan cara memberikan motivasi dan berjuang langsung ke medan perang, kaum Perempuan palestina juga aktif dalam partisipasi dibidang Sosial dan Ekonomi. Hal tersebut tampak dalam peran mereka untuk menyediakan berbagai kebutuhan pejuang. Seperti menyediakan makanan dan penampungan bagi pejuang yang berada di kamp maupun yang berada di daerah yang diblokade.
Untuk menunjang perjuangannya, kaum perempuan Palestina bekerja dibidang-bidang yang produktif seperti di rumah, lading dan tempat-tempat umum. Banyak dari mereka yang bekerja di lembaga-lembaga pengobatan atau di lembaga penyedia bahan makanan dasar. Selain itu, banyak dari mereka yang mengubah halaman di rumahnya, dari halaman yang di tumbuhi bunga-bunga indah, menjadi halaman yang ditanami berbagai macam sayuran. Hal tersebut untuk mengatasi blokade ekonomi yang dilancarkan Zionis Israel.
Kaum perempuan Palestina tak lupa untuk membantu keluarga-keluarga yang ditinggal mati ketika Intifadhah meletus. Mereka (kaum perempuan Palestina) membagikan bantuan materil yang sudah dikumpulkan. Mereka juga memberikan motivasi agar keluarga yang ditinggal mati sanak saudara tidak terus tertekan.
Konflik Palestina dan Israel sesungguhnya akan berakhir apabila Zionis Israel taat terhadap peraturan dunia yang sudah disepakati, namun tampak Zionis Israel terlalu tamak dan terlalu percaya diri dengan ajaran mereka yang menyebutkan mereka sebagai bangsa pilihan tunggal. Padahal kita semua tahu bahwa kebenaran agama tidak dapat dipaksakan karena ia bersifat sangat subjektif. Namun tampaknya konsep tersebut bagai angin lalusaja, mereka terus memaksakan “kebenaran subjektif” mereka di tanah Palestina, yang membuat perjuangan bangsa Palestina semakin berat. Namun walau begitu, bangsa palestina akan selalu siap dengan perjuangan merekan, tak terkecuali kaum perempuan Palestina. Mereka akan terus berjuang dan rela meninggalkan hak-hak mereka sebagai perempuan demi kemerdekaan bangsanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar